Jumat, 18 Mei 2012

Tendangan Menembus Khayangan


(*salah satu goal yang menunggu dibuat jadi real)

        Seni menendang bola termasuk olahraga yang banyak digemari oleh masyarakat luas. Dari mulai anak-anak, remaja, dewasa sampai orang tua menyukainya. Ada yang memang fans dari salah satu tim sepakbola, ada yang mengerti tentang bagaimana permainan yang benar, ada juga yang hanya ikut-ikutan orang lain. Banyak alasan yang membuat seseorang menyukai olahraga yang dimainkan oleh 22 orang di dalam lapangan. Dimana semua orang yang berbeda latar belakang, ras, keyakinan dapat bersatu hanya untuk mendukung tim yang dicintainya. Mengherankan memang, ada magnet yang dapat menarik setiap orang untuk ikut merasa terlibat di dalamnya.
        Di Indonesia, induk organisasi sepak bola bernama PSSI. Diharapkan akan tercipta suasana kondusif dalam rangka meningkatkan prestasi sepakbola di Indonesia. Tapi tahukan anda berita yang muncul belakangan ini? Penulis masih awam dalam bidang ini. Tapi melhat berita seperti adanya perpecahan di dalam PSSI mengenai terbaginya kompetisi pada kasta tertinggi menjadi dua, IPL dan ISL. Ditambah lagi dengan kekalahan yang diterima timnas atas Bahrain 0-10. Membuat penulis tergerak untuk menyampaikan beberapa curahan hati atas kejadian ini. Sedikit mengomentari kinerja kepengurusan lebih tepatnya.
        Pertama, IPL dan ISL. Heran dan tak habis pikir. Dua kata yang menggambarkan keadaan ini. Heran, bagaimana tidak, Indonesia merupakan satu kesatuan. PSSI merupakan satu-satunya induk olahraga yang menaungi sepakbola. Masyarakat pun beragam tapi tetap satu jua, yaitu mendukung Indonesia. Tapi yang terjadi dalam tubuh PSSI berbeda, satu induk banyak cabang. Adanya dua kubu yang membuat kompetisi utama terpecah belah. Belum lagi tim-tim yang seharusnya belum layak menjadi bagian dari kompetisi ini malah diikutsertakan. Pemaksaan lebih tepatnya, tanpa melihat kapasitas yang dimiliki tiap tim. Ada unsur politik juga memang di dalamnya. Rasanya sudah tidak ada orang yang jujur di dunia ini. Dan kata “tak habis pikir”, sudah banyak suporter yang melakukan aksi protesnya terhadap keadaan PSSI yang labil. Tapi tetap saja orang di dalamnya teguh pada pendirian masing-masing, tanpa memikirkan kepentingan umum. Perlu diingat, sepakbola merupakan olahraga universal dimana memiliki fungsi yang salah satunya untuk menghibur orang banyak. Yang terjadi sekarang, IPL dan ISL jalan masing-masing, dampaknya tontonan pun kurang menarik.
        Kedua, kekalahan 0-10 dari Bahrain. Penulis beranggapan, ini merupakan akibat dari IPL dan ISL. Ada kebijakan dari Ketum PSSI, bahwa pemain timnas harus berasal dari kompetisi IPL yang berada di bawah naungan PSSI. Mengapa ISL tidak? Karena dianggap tim-tim dalam kompetisi ini telah melanggar peraturan yang ada. Miris memang. Perlu diketahui yang namanya “timnas”, merupakan sekumpulan pemain hasil seleksi dari seluruh wilayah Indonesia, tanpa dibatasi oleh apapun. Alasan inilah yang mendorong pelatih Indonesia sebelumnya, Rahmad Darmawan, untuk mengundurkan diri.
        Tidak semua pemberitaan mengenai PSSI selalu jelek, ada juga pemberitaan yang positif. Karena rasanya tidak akan pernah habis jika membicarakan tentang kejelekan. Hanya sebagian kecil penyebab yang dibahas pada paragraf sebelumnya. Mungkin ada 1000 alasan untuk berbuat kejelekan. Oleh karena itu, tidak ada salahnya jika penulis memberikan beberapa saran untuk berlangsungnya organisasi yang kondusif. Melakukan beberapa hal untuk kontribusi positif.
        Opsi pertama, keinginan untuk mengeliminasi orang-orang dalam kepengurusan PSSI dari unsur politik. Anggota politik identik dengan KKN. Tidak diperbolehkan satu orang pun anggota partai politik masuk ke dalam dunia olahraga. Dengan begitu suasana kepengurusan dan citra PSSI akan dijauhkan dari berita miring. Orang-orang yang terpilih diharapkan merupakan orang yang memiliki kejujuran tinggi. Jujur itu sulit. Apalagi bisa diibaratkan, kita seperti tidur di atas uang jika mengurus sepakbola. Mengapa tidak, olahraga ini gudangnya uang. Itulah salah satu alasan banyak orang bersaing untuk mendapatkan kursi dalam PSSI.
        Lebih baik lagi jika saat pengangkatan kepengurusan, dilalui dengan proses penyeleksian seperti layaknya tes CPNS. Tentunya tidak akan sama persis dengan tes tersebut, disesuaikan dengan prosedur yang ada. Mungkin diberikan kriteria khusus seperti harus lulusan atau orang dari ruang lingkup olahraga seperti mantan atlet. Karena tanpa perlu beradaptasi lagi, mereka sudah tahu apa yang harus mereka lakukan, ini lahan mereka. Tentunya diharuskan memiliki komitmen yang tinggi dalam menjalaninya.
        Opsi kedua, dari masalah pembinaan atletnya. Diharuskan adanya manajemen yang benar, agar kompetisi berjalan di tiap jenjangnya. Dari umur 15, 18, 21, sampai senior. Dengan begitu regenerasi pun akan berjalan dengan baik. Melihat keadaan sekarang, pembinaan usia dini harus digalakkan kembali, menjaring pemain muda berbakat dan dimasukkan ke dalam suatu akademi. Karena akhir-akhir ini, ada atlet saat kelompok umur begitu menonjol, namun saat usia senior malah menghilang entah kemana. Tidak lain, pembinaan ini bertujuan untuk bisa mengharumkan Indonesia di masa mendatang.
        Jalan terakhir, untuk setiap orang yang menjadi bagian dari PSSI, harus memberikan jaminan. Jaminan berupa rumah, barang berharga, kendaraan ataupun uang gaji perbulan sesuai perjanjian yang dimiliki. Dengan begini akan ada tanggung jawab yang dibebankan. Harus melakukan kewajiban dengan benar sesuai dengan kontrak kerja yang ada. Jika dalam pelaksanaannya, orang tersebut melakukan korupsi atau pelanggaran lainnya. Maka barang jaminan diambil oleh badan yang mengawasi kinerja PSSI. Namun jika dalam pelaksanaannya tidak melakukan pelanggaran dan sesuai dengan kontrak kerja yang ada, maka akan mendapat reward berupa gaji/upah tiap bulan nya.  
        Kesemuanya ini tidak mungkin berjalan tanpa didukung oleh semua pihak saat pelaksanaannya. Butuh kerja sama agar tercapai tujuan organisasi. Dan perlu ditanamkan kejujuran serta jiwa ksatria dalam diri. Memang sulit, tapi sekali lagi, ini untuk kepentingan bersama dan Negara Indonesia. Semoga bermanfaat.
...@kimul92

         

Tidak ada komentar:

Posting Komentar